KEHAMILAN

Mukhamad Fahrudin
0

Kehamilan
 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kehamilan adalah keadaan fisiologis pada suaktu waktu tapi hal ini memerlukan perhatian khusus karena pada saat hamil terjadi perubahan fisiologis.Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan, pada manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk “autosom” sedangkan yang lain sebagai pembawa tanda seks. Wanita selalu resesip dengan tanda “kromosom X”, sedangkan laki-laki dengan dua bentuk kromosom yaitu “kromosom X dan Y”. Bila spermatozoa kromosom X bertemu maka terjadi kehamilan wanita, sedang bila kromosom Y maka terjadi kehamilan laki-laki.
Suatu kehamilan akan terjadi jika ada pertemuan antara sperma dan ovum, setelah itu pertemuan itu akan membentuk zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membela dirinya menjadi dua dan seterusnya. Dengan terjadinya kehamilan maka seluru system genetalia wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertmbuhan janin dan rahim.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kehamilan?
2. Bagaimanakah tanda-tanda dan gejala pada kehamilan?
3. Apa saja perubahan fisiologi pada ibu hamil?
4. Apa saja ketidak nyamanan yang dirasakan oleh ibu hamil dan bagaimana penatalaksanaannya?
5. Apa saja kebutuhan pada ibu hamil?
1.3 Tujuan
a.Tujuan umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui fisiologi kehamilan dan memperoleh gambaran tentang perubahan fisiologis, ketidaknyamanan dan kebutuhan pada saat kehamilan.
b. Tujuan khusus
Untuk mengetahui tentang pengertian kehamilan.
Untuk mengetahui berbagai tanda dan gejala kehamilan.
Untuk mengetahui perubahan fisiologi pada ibu hamil.
Untuk mengetahui apa saja ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu hamil dan penatalaksanaannya.
Untuk mengetahui kebutuhan ibu hamil.
1.4 Manfaat
a. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang konsep kehamilan.
b. Bagi Ibu Hamil
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan kepada ibu hamil khususnya tentang fisiologi, ketidaknyamanan, dan kebutuhan selama kehamilan.
c.Bagi pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa dalam megembangakan pengetahuan dan dapat di jadikan sebagai referensi atau sumber informasi untuk melakukan pembelajaran dan bahan bacaan bagi mahasiswa pda umumnya.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. TEORI KEHAMILAN
2.1 Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulai dari kontrasepsi sampai janin lahir, lama hamil normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari pertama haid terakhir (Sarwono, 2000).
Kehamilan adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba (Sarwono, 2008).

2.2 Tanda dan Gejala Kehamilan ( Sarwono, 2008)
2.2.1 Tanda – tanda kehamilan
a. Adanya pigmentasi kulit atau garis-garis hipo
b. Adanya pembesaran payudara
c. Ada rasa mual dan munyah yang berlebihan atau hiperemesis
d. Amenore atau tidak datangnya haid
e. Frekuensi buang air kecil meningkat
Tanda kehamilan tidak pasti :
– Keputihan atau keluarnya cairan berlebihan dari vagina karena pengaruh hormonal.
– Gusi bengkak terutama pada bulan-bulan pertama kehamilan.
– Pembesaran perut terutama tampak jelas setelah kehamilan 14 minggu.
– Test kehamilan memberikan hasil positif.
Tanda-tanda pasti :
– Pada perubahan di bagian perut dirasakan adanya janin serta gerk janin.
– Bila didengarkan menggunakan alat Doppler maka akan terdengar detak jantung janin.
– Pada pemeriksaan USG dilihat gambar janin.
– Pada pemeriksaan roentgen terlihat gambaran kerangka janin.

2.2.2 Gejala Kehamilan
Tidak haid adalah gejala pertama yang dirasakan oleh seorang wanita yang menyadari kalau dirinya sedang hamil. Penting untuk dicatat tanggal hari pertama haid, terakhir guna menentukan usia kehamilan dan memperkirakan tanggal kelahiran. Rumus sederhana menentukan tanggal kelahiran yaitu tanggal ditambah 7 sedangkan bulan dikurangi 3, dihitung dari tanggal pertama haid terakhir. Biasanya gejla yang ti,bul pada kehamilan seperti:
– mual dengan di ikuti muntah atau pun tidak sering terjadi bulan pertama kehamilan.mengidam atau menginginkan sesuatu baik itu makanan, minuman atau hal-hal yang lain.gangguan buang air besar karena pengaruh hormonal.
– kencing terutama bila kehamilan sudah besar.
– kadang-kadang wanita hamil bias pingsan dikeramaian terutama pada bulan awal kehamilan.
– tidak ada nafsu makan, mungkin ada hubungannya dengan mual-mual diatas.

2.3 Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil
2.3.1 Perubahan pada Organ-organ Reproduksi
– Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas / kelenturan uterus. Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan, pada kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32 minggu menjadi segmen bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah ruptur, kontraksi minimal berbahaya jika lemah, dapat ruptur, mengancam nyawa janin dan nyawa ibu.
Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesterone warna menjadi livide / kebiruan. Sekresi lendir serviks meningkat pada memberikan gejala keputihan.

– Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah kebiruan (tanda Chadwick).
– Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.
– Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol.

2.3.2 Perubahan pada Sistem Respirasi
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke cranial. Terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest compliance) menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional residual capacity) menurun. Kapasitas vital menurun

2.3.3 Perubahan pada Sistem Gastrointestinal
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).

2.3.4 Perubahan pada Sistem Sirkulasi / kardiovaskular
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan Hemodinamik maternal, meliputi :
– Retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung.
– Anemia relatif.
– Akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun.
– Tekanan darah arterial menurun.
– Curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir kehamilan.
– Volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%.
– Volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan.
Pada trimester pertama, terjadi :
– Penambahan curah jantung, volume plasma dan volume cairan ekstraselular, disertai peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus
– Penambahan / retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam tubuh, peningkatan TBW / total body water
– Akibatnya terjadi aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan ambang osmotik untuk pelepasan mediator vasopresin dan stimulasi dahaga.
– Akibatnya pula terjadi penurunan konsentrasi natrium dalam plasma dan penurunan osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada 80% wanita yang hamil. Terjadi peningkatan volume plasma sampai 25-45%, dengan jumlah eritrosit meningkat hanya sedikit (kadar hemoglobin menurun akibat anemia relatif). Cardiac output meningkat sampai 20-40%. Resistensi perifer juga menurun, sering tampak sebagai varisces tungkai. Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antiibodi fisiologik yang terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3. Trombosit meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk hemostasis yang baik pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350 mg/dl). Laju endap darah meningkat. Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin menururn karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan globulin alfa-1, alfa-2 dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.

2.3.5 Perubahan pada Sistem Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhan
karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui). Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin tambahan.
Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :
– Ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat, produksi glukosa dari hati menurun
– Produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun, aktifitas ekskresi
ginjal meningkat
– Efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta lainnya, hormon-hormon ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).

2.3.6 Perubahan pada Traktus Urinarius
– Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara.
– Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.
– Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (-> linea grisea), striae lividae pada perut.

2.4 Ketidaknyamanan pada Ibu Hamil dan Penatalaksanaannya
Hamil adalah karunia terindah bagi seorang wanita. Mendapati hasil positif saat tes kehamilan merupakan saat yang membahagiakan, namun menjalani sembilan bulan masa kehamilan adalah hal yang sama sekali berbeda. Beberapa wanita hamil memiliki periode kehamilan yang menyenangkan, sementara lainnya mengalami masa kehamilan yang berat. Beberapa masalah yang kerap timbul saat hamil diantaranya:
1. Alergi dan penyakit kulit
Alergi bisa muncul dalam bentuk gatal-gatal, bersin-bersin, diare, batuk, sampai sesak napas (asma). Hal ini disebabkan kehamilan membuat kekebalan tubuh ibu menurun. Belum lagi adanya perubahan kadar hormon progesteron yang akan mempermudah munculnya alergi. Peurigo gestationalis adalah satu penyakit kulit yang kerap menyerang ibu hamil. Gejalanya berupa beruntusan dan gatal-gatal pada seluruh tubuh. Keluhan ini biasanya muncul di trimester kedua atau ketiga. Apa yang menjadi penyebabnya, sampai saat ini belum diketahui.
2. Penyakit saluran pernafasan
Penyakit saluran pernapasan yang kerap muncul adalah influenza, radang tenggorok, pneumonia, dan tuberkulosis. Penyebabnya dengan makin besarnya kandungan, diafragma atau sekat rongga dada pun kian tertekan ke atas. Akibatnya, ruang paru-paru jadi lebih sempit, sehingga oksigen yang masuk ke paru-paru makin sedikit pula. Sebagai kompensasinya, napas pun jadi semakin cepat yang membuat ibu hamil gampang tersengal-sengal.
3. Gangguan jantung
Penyakit ini bisa terjadi karena sewaktu hamil terjadi perubahan drastis pada tubuh ibu yang menyebabkan terjadinya peningkatan volume darah, yang membuat kerja jantung jadi lebih berat. Oleh karena itu, selama hamil perhatikan tanda-tanda adanya gangguan jantung ini. Biasanya ibu gampang capek, baru melakukan aktivitas ringan saja napasnya sudah tersengal-sengal. Lainnya adalah penyempitan ataupun kebocoran pada katup jantung. Penyakit ini 80%-nya disebabkan penyakit jantung rematik. Perubahan sistem imun sebagai reaksi tubuh terhadap kuman penyebab infeksi yang masuk jauh-jauh hari sebelum ibu hamil itulah menjadi penyebabnya. Bisa saja penetrasi kuman terjadi saat ibu masih anak-anak atau remaja. Sekalipun begitu, dengan antenatal care penyakit jantung katup bisa dideteksi. Asalkan bidan atau dokter yang menanganinya cermat saat melakukan anamnesa maupun pemeriksaan kesehatan secara umum. Terlebih pada mereka yang mengalami kehamilan kembar ataupun punya riwayat keluarga yang mengalami tekanan darah tinggi pada kehamilan.
4. Anemia
Penyakit anemia defisiensi besi memang paling sering dialami ibu hamil. Masalahnya, saat hamil kebutuhan akan zat-zat makanan bertambah. Konsentrasi darah dan sumsum tulang pun berubah. Akibatnya, ibu hamil kekurangan zat besi dalam darahnya. Seperti kita tahu, semasa hamil dan menyusui kebutuhan zat besi meningkat tajam. Nah, kebutuhan zat besi akan bertambah sejalan dengan perkembangan janin, plasenta, dan peningkatan sel darah merah ibu. Anemia defisiensi besi paling banyak diderita ibu hamil yang justru membutuhkan asupan unsur besi dari makanan lebih dari biasanya. Bisa juga karena adanya gangguan pencernaan, sehingga unsur zat besi tidak diserap dengan baik oleh tubuh.
Gejala klinis anemia yang mudah dikenali adalah gampang lelah, lesu, sesak napas saat beraktivitas, kulit dan wajah pucat, mudah pusing, dan gampang pingsan. Kerja jantung pun meningkat sehingga denyutnya menjadi cepat. Jika kondisi jantung buruk, dapat berakibat gagal jantung. Bagi ibu hamil, pemeriksaan dilakukan paling lambat pada usia 3 bulan kehamilan.
Defisiensi besi diatasi dengan konsumsi suplemen zat besi dan asam folat selain konsumsi makanan bergizi seimbang dan beragam. Makanan terbaik yang mengandung zat besi adalah daging merah, hati, ginjal, telur, roti, sereal, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran berwarna hijau. Daging merah mengandung zat besi yang mudah diserap tubuh. Agar penyerapannya optimal, zat besi sebaiknya dikonsumsi bersamaan dengan sumber makanan yang mengandung vitamin C, karena vitamin C mampu membantu penyerapan zat besi.

5. Penyakit saluran pencernaan
• Hipersalivasi atau produksi air liur berlebihan akibat pengaruh hormon estrogen. Gangguan ini tidak berbahaya.
• Sariawan dan pembengkakan gusi. Penyakit yang dalam istilah kedokteran disebut epulis ini disebabkan selain oleh perubahan hormonal juga perubahan imunologi berupa penurunan mekanisme daya tahan tubuh pada ibu hamil. Itu sebabnya ibu hamil mudah terserang penyakit, baik akibat infeksi virus, infeksi jamur, dan lainnya. Sariawan merupakan salah satu infeksi virus yang biasanya dipicu oleh luka akibat gigitan tidak sengaja atau sodokan sikat gigi. Mengatasinya, pakailah sikat gigi berbulu lembut. Gangguan ini pun pada dasarnya tidak membahayakan ibu maupun janinnya.
• Mag atau gastritis. Akibat rasa mual yang ditimbulkan, ibu hamil biasanya jadi malas makan yang justru akan meningkatkan produksi asam lambung. Cara pencegahanya dengan makan teratur.

6. Hipetensi
Hipertensi atau penyakit darah tinggi terjadi karena adanya pembuluh darah yang menegang sehingga membuat tekanan darah meningkat. Gejala yang umum dialami:
– Pusing dan sakit kepala
– Bengkak di daerah tungkai
– Bila dilakukan pemeriksaan laboratorium akan ditemui adanya protein yang tinggi dalam urin ibu.
– Tekanan darah bisa mencapai 140/90 sementara batas normal untuk tekanan darah atas antara 100 – 120 dan tekana bawah 70 – 80
Ada ibu yang sudah mengidap hipertensi sebelumnya namun ada juga hipertensi yang justru baru terjadi saat hamil. Kondisi yang disebut terakhir inilah yang disebut dengan preeklamsia dan eklamsia. Preeklamsia biasanya terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu dan harus segera ditangani agar tak meningkat menjadi eklamsia yang tak saja bahaya buat ibu tapi juga janin.
Preeklamsia yang masih ringan ditandai dengan tekanan darah yang meninggi, protein yang berlebihan dalam urine, pembengkakan, serta kenaikan berat badan yang cepat. Gejala klinisnya, penglihatan menjadi kabur, perut terasa sakit atau panas, sakit kepala, serta denyut nadi yang cepat. Kecuali itu, bengkak karena preeklamsia tidak hanya terjadi di kaki, tapi juga pada wajah dan tangan. Nah, kalau terjadi pembengkakan di wajah atau tangan, segera periksakan diri untuk mengetahui apakah penyebabnya bersifat patologis atau fisiologis.
Risiko eklamsia sangat besar, ibu bisa mengalami kejang-kejang hingga tak terselamatkan. Tentunya jika ibu sampai tidak tertolong, janin pun bisa mengalami nasib yang sama. Kalaupun hidup, bisa terjadi kelahiran prematur, gagal ginjal, dan kerusakan hati. Selain itu, jika aliran darah ke janin berkurang, ia dapat mengalami keterlambatan pertumbuhan.
7. Hipotensi
Ada juga ibu hamil yang mempunyai tekanan darah rendah (ukuran tekanan darah 90/60). Hanya saja hal ini tidak sampai berakibat fatal. Gejala yang dialami umumnya sama dengan hipertensi yaitu pusing-pusing dan sakit kepala disertai tubuh lemas. Hipotensi biasanya terjadi karena ibu kurang tidur atau kurang istirahat dan kecapekan.
Penanganannya cukup dengan banyak istirahat dan cukup tidur. Makanan berkolesterol tinggi selama porsinya tidak banyak boleh saja, begitu juga makanan yang bergaram atau asin.

2.5 Kebutuhan Ibu Hamil
2.5.1 Perawatan Payudara Saat Hamil
Perawatan payudara selama kehamilan menyumbang pengaruh besar untuk mewujudkan tercapainya program ASI eksklusif. Kapan sebaiknya perawatan payudara mulai dilakukan? Ahli menganjurkan setelah kehamilan berusia 5-6 bulan. Kalau sebelum itu, perangsangan pada puting malah bisa menimbulkan kontraksi rahim. Nah, di bawah ini adalah tata cara pelaksanaan perawatan payudara yang bisa ibu hamil lakukan sehari-hari. Jangan lupa, sejak usia kehamilan lima bulan.
1. Pemijata
Sebelumnya siapkan air hangat dan air dingin di wadah yang terpisah, minyak kelapa atau baby oil, handuk, dan kapas.
Bersihkan payudara dengan air hangat, lalu pijat menggunakan minyak.
Cara pemijatannya dengan menggunakan kedua tangan. Sekeliling payudara diurut memutar searah jarum jam kemudian berbalik arah/berlawanan jarum jam. Setelah itu lakukan pengurutan dari pangkal menuju puting. Namun, puting tak perlu dipijat.
Setelah itu ketuk-ketuklah payudara memakai ujung jari atau ujung ruas jari supaya sirkulasi darah bekerja baik.
Selanjutnya bersihkan puting dengan menggunakan kapas dan minyak. Minyak akan melenturkan dan melembapkan puting.
Terakhir, bersihkan payudara dan puting memakai air hangat dan dingin. Tujuannya untuk memperlancar sirkulasi darah.
Keringkan payudara dengan handuk lembut. Kalau perlu oleskan pelembap atau krim anti stertch marks yang aman untuk mencegah rasa gatal akibat jaringan kulit merekah
sering membesarnya payudara.

2. Senam teratur
Payudara pun perlu dirawat dengan senam. Senam payudara berguna untuk memperkuat otot pektoralis yang berada di dada. Senam ini membantu mempertahakan kepadatan payudara dan merangsang produksi ASI menjadi lebih baik. Ada dua macam senam yang bisa ibu lakukan dan mudah di praktekkan.
Berikut urutannya senam hamil :
– Posisi berdiri, tangan kanan memegang bagian lengan bawah kiri dekat siku, sebaliknya tangan kiri memegang lengan bawah kanan (seperti orang bersidekap). Kemudian tekan kuat-kuat ke arah dada dengan cara mempererat pegangan, sehingga otot-otot dasar payudara terasa tertarik. Selanjutnya lemaskan kembali. Lakukan berulang-ulang hingga 30 kali.
– Pegang bahu dengan kedua ujung tangan, kemudian siku diputar ke depan sehingga lengan bagian dalam mengurut (massage) payudara ke arah atas. Diteruskan gerakan tangan ke atas ke belakang dan kembali pada posisi semula. Lakukan latihan ini 20 kali putaran.

3. Memakai bra yang pas
Untuk mengatasi rasa tak enak pada saat payudara membesar, pakailah bra yang pas dan bisa menyangga payudara dengan baik. Jangan gunakan yang terlalu ketat atau longgar. Bra yang terlalu sempit akan menghambat perkembangan kelenjar payudara, sedangkan yang terlalu longgar akan membuat payudara tampak jatuh dan tidak nyaman kala dikenakan.
Bra untuk payudara yang sangat besar ada baiknya memakai penyangga kawat.
Sementara jika si ibu hamil tak menjaga kebersihan dan kekeringan di bawah lipatan tersebut, maka akan membuka peluang jamur untuk tumbuh.Pilihlah bra dari bahan katun atau campuran katun sehingga nyaman dipakai dan mudah menyerap keringat.
Beberapa masalah payudara
1. Puting rata
Kelainan yang dikenal dengan retracted nipple ini penyebabnya belum diketahui. Cara mengatasinya dengan menarik-narik puting secara kontinu yang dimulai kala kehamilan di atas 5 bulan. Cara menariknya dengan memutar kiri-kanan, lantas tarik keluar. Setelah puting berhasil keluar, ibu harus rajin menyusui.
2. Puting lecet
Penyebabnya tak lain karena teknik menyusui yang salah. Untuk itu ketahui teknik menyusui dengan benar. Sebelum menyusui, usahakan puting selalu dalam keadaan kering lalu oleskan sedikit ASI pada puting. Ingat ASI memiliki zat-zat untuk mengusir kuman disekitar areola.
4. Saluran tersumbat
Saluran tersumbat biasanya mengakibatkan benjolan lokal di salah satu bagian payudara, sementara bagian yang lain tidak. Cara mengatasinya dengan selalu berusaha menyusukan ASI hingga payudara kosong. Massage-lah benjolan akibat penyumbatan ASI tersebut. Kemudian kompres dengan handuk yang telah direndam air hangat, selanjutnya kompres payudara dengan handuk yang telah direndam air dingin. Lakukan terus hingga benjolan hilang.
5. Payudara bengkak
Penyebabnya tak lain karena pengeluaran ASI yang tidak lancar. Pembengkakan tak selalu terjadi pada kedua belah payudara. Bisa saja hanya terjadi pada satu payudara. Mengatasinya, sebaiknya dalam menyusui memakai cara menggiring bola. Kalau bayi merasa nyaman menyusu di payudara kiri ibu, berarti posisi pipi kananlah yang selalu menempel ke payudara ibu, kan? Nah, gunakan taktik, menggesernya dari payudara kiri ke payudara kanan dengan tetap pada posisi pipi yang sama yang menempel di badan ibu. Tentu bayi akan merasa ia tetap menyusu di payudara kiri ibu padahal sudah bergeser ke payudara kanan.

6. Mastitis atau infeksi payudara
Ciri-cirinya bengkak, merah, dan terasa nyeri. Kalau sudah begini mau tak mau ibu harus minum antibiotika untuk mengatasi infeksi. Massage tidak boleh dilakukan.

7. Payudara abses
Penanganan mastitis yang terlambat bisa mengakibatkan payudara abses. Jika sudah abses bayi tak boleh lagi menyusu dan mau tak mau, kulit bagian itu harus diinsisi/dibuka dengan operasi kecil untuk mengeluarkan nanahnya.

2.5.2 Nutrisi untuk ibu hamil
Bagi ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan yang harus diperhatikan adalah vitamin dan mineral karena penting bagi kesehatan dirinya dan janin. Nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan antara lain:
– Protein, sangat besar peranannya dalam memproduksi sel-sel darah.
– Karbohidrat, dibutuhkan untuk energi tubuh sehari-hari.
– Kalsium, di masa kehamilan, kalsium penting untuk membantu pertumbuhan si jabang bayi.
– Zat besi, amat penting dalam membantu proses produksi sel-sel darah merah, utamanya untuk mencegah timbulnya anemia.
– Asam folik, berdasar beberapa temuan para pakar kesehatan, wanita hamil yang kekurangan asam folik besar risikonya mengalami keguguran ataupun kerusakan pada janin.
– Lemak, bagi wanita hamil, lemak besar sekali manfaatnya untuk cadangan energi tubuh, agar sebentar-sebentar tubuh tidak terasa lelah.
– Mineral sebagai zat pengatur dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur – sayuran.
– Vitamin B kompleks berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung agar berfungsi secara normal. Dapat dijumpai pada serealia, biji – bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau, ragi, telur dan produk susu.
– Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi Anda. Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan susu.
– Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat. Makanlah lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan, minyak sayur dan sayuran hijau.
– Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol dan brokoli. Pada buah-buahan, asam folat terdapat dalam jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan asam folat selama hamil adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak janin.
– Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta melindungi ibu hamil dari osteoporosis Jika kebutuhan kalsium ibu hamil tidak tercukupi, maka kekurangan kalsium akan diambil dari tulang ibu. Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan kacang-kacangan. Saat ini kalsium paling baik diperoleh dari susu serta produk olahannya. Susu juga mengandung banyak vitamin, seperti vitamin A, D, B2, B3, dan vitamin C.

2.5.3 ASI
Idealnya proses menyusui dapat segera dilakukan begitu bayi lahir. Bayi yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri utk menyusu pada ibunya di 20 – 30 menit setelah ia lahir. Itupun jika ia tidak mengantuk akibat pengaruh obat ataupun anastesi yang diberikan ke ibu saat proses melahirkan.
Di jam-jam pertama, bayi akan relatif tenang, terjaga dan memiliki kemampuan bawaan utk melakukan proses latch-on (proses masuknya sebagian besar ke dalam mulut
bayi hingga ia dapat “mengunci” dan menyusu dg baik) dan menyusu dengan baik. Riset menunjukkan bahwa bayi baru lahir yang diletakkan di perut ibu sesaat setelah ia lahir, akan mampu mencari payudara ibu dan menyusu dengan baik dalam kurun waktu kurang dari 50 menit.
Memisahkan bayi dari ibunya sebelum hal tsb dilakukan akan membuat bayi kehilangan kesempatan besar. Bayi akan mengantuk dan kehilangan minatnya utk menyusu pada ibunya. Akibatnya proses inisiasi menyusui mengalami hambatan. Oleh karena itu, pastikan bahwa bayi mendapatkan kesempatan utk melakukan proses inisiasi menyusui
paling tidak satu jam pertama setelah ia lahir. Hal ini akan menunjang proses lancarnya ASI di kemudian hari.
Meskipun proses menyusui dapat segera ibu lakukan setelah bayi lahir, beberapa bayi nampak tidak dapat latch on dengan baik setelah ia lahir. Hal ini disebabkan pengaruh epidural atau anastesi lainnya yang diberikan ibu selama masa melahirkan. Beberapa jenis anastesi mengurangi refleks bayi mencari payudara ibu dan menyusu pada ibunya, juga
meningkatnya temperatur tubuh bayi dan tangisan bayi
Namun perlu dipahami bahwa jika bayi tidak dapat menyusu setelah ia lahir
bukan akhir dari segalanya. Segera minta bantuan dari ahli laktasi jika bayi sulit menyusui atau melakukan latch on. Sehingga problem tersebut dapat segera diatasi. Selanjutnya, semakin seringnya bayi disusui makin meningkatkan reseptor hormon prolaktin
Jika menyusui di jam-jam pertama kelahiran tidak dapat dilakukan, alternatif
terbaik berikutnya adalah memerah ASI atau pompa ASI selama 10-20 menit tiap 2 hingga 3 jam sekali, hingga bayi dapat menyusu. Tindakan tsb dapat membantu memaksimalkan reseptor prolaktin dan meminimalkan efek samping dari tertundanya proses menyusui oleh bayi. Jika ibu melahirkan di RS atau di klinik melahirkan, biasanya disediakan breastpump
elektrik dan ibu butuh bantuan menggunakannya. Perawat, konsultan laktasi ataupun bidan dapat membantu ibu dalam menggunakan alat tsb.

-Tips memperbanyak ASI

1. Tingkatkan frekuensi menyusui/memompa/memeras ASI. Jika anak belum mau menyusu krn masih kenyang, perahlah / pompalah ASI. Ingat ! produksi ASI prinsipnya based on demand sama spt prinsip pabrik. Jika makin sering diminta (disusui/diperas/dipompa) maka makin banyak yg ASI yg diproduksi.
2. Kosongkan payudara setelah anak selesai menyusui.
Bahasan ini masih terkait dg point di atas. Makin sering dikosongkan, maka produksi ASI juga makin lancar.

3. Yg tidak kalah pentingnya : ibu harus dalam keadaan RELAKS. KONDISI PSIKOLOGIS ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, > 80% lebih kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Ingat : 1 pikiran “duh ASI peras saya cukup gak ya?” maka pada saat bersamaan ratusan sensor pada otak akan memerintahkan hormon oksitosin (produksi ASI) utk bekerja lambat. Dan akhirnya produksi ASI menurun. Relaks saja ya bu. Disini sebetulnya peran besar sang ayah. Jika ayah mendukung maka ASI akan lancar. Mendukung bisa dg berbagai cara mulai dari menyemangati istri hingga hal2 lain spt menyendawakan bayi setelah menyusu, menggendong bayi utk disusukan ke ibunya, dsbnya.

4. Hindari pemberian susu formula.
Terkadang karena banyak orangtua merasa bahwa ASInya masih sedikit atautakut anak gak kenyang, banyak yg segera memberikan susu formula. Padahal pemberian susu formula itu justru akan menyebabkan ASI semakin tidak lancar. Anak relatif malas menyusu atau malah bingung puting terutama pemberian susu formula dg dot. Begitu bayi diberikan susu formula, maka saat ia menyusu pada ibunya akan kekenyangan. Sehingga volume ASI makin berkurang. Makin sering susu formula diberikan makin sedikit ASI yg diproduksi.

5. Hindari penggunaan DOT, empeng, dkknya
Jika ibu ingin memberikan ASI peras/pompa (ataupun memilih susu formula) berikan ke bayi dg menggunakan sendok, bukan dot ! Saat ibu memberikan dg dot, maka anak dapat mengalami BINGUNG PUTING (nipple confusion). Kondisi dimana bayi hanya menyusu di ujung puting seperti ketika menyusu dot. Padahal, cara menyusu yang benar adalah seluruh areola (bag. gelap disekitar puting payudara) ibu masuk ke mulut bayi. Akhirnya, si kecil jadi ogah menyusu langsung dari payudara lantaran ia merasa betapa sulitnya mengeluarkan ASI. Sementara kalau menyusu dari botol, hanya dengan menekan sedikit sajadotnya, susu langsung keluar. Karena itu hindari penggunaan dot dsbnya.

5. Datangi klinik laktasi. Jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi dg klinik laktasi. Disana ibu dan ayah mendapatkan masukan secara teknis agar ASI tetap optima agar ASI lancar di awal masa menyusui

Idealnya proses menyusui dapat segera dilakukan begitu bayi lahir. Bayi yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri utk menyusu pada ibunya di 20 – 30 menit setelah ia lahir. Itupun jika ia tidak mengantuk akibat pengaruh obat ataupun anastesi yang diberikan ke ibu saat proses melahirkan.
Di jam-jam pertama, bayi akan relatif tenang, terjaga dan memiliki kemampuan bawaan utk melakukan proses latch-on (proses masuknya sebagian besar ke dalam mulut
bayi hingga ia dapat “mengunci” dan menyusu dg baik) dan menyusu dengan baik. Riset menunjukkan bahwa bayi baru lahir yang diletakkan di perut ibu sesaat setelah ia lahir, akan mampu mencari payudara ibu dan menyusu dengan baik dalam kurun waktu kurang dari 50 menit.
Memisahkan bayi dari ibunya sebelum hal tsb dilakukan akan membuat bayi kehilangan kesempatan besar. Bayi akan mengantuk dan kehilangan minatnya utk menyusu pada ibunya. Akibatnya proses inisiasi menyusui mengalami hambatan. Oleh karena itu, pastikan bahwa bayi mendapatkan kesempatan utk melakukan proses inisiasi menyusui
paling tidak satu jam pertama setelah ia lahir. Hal ini akan menunjang proses lancarnya ASI di kemudian hari.
Meskipun proses menyusui dapat segera ibu lakukan setelah bayi lahir, beberapa bayi nampak tidak dapat latch on dengan baik setelah ia lahir. Hal ini disebabkan pengaruh epidural atau anastesi lainnya yang diberikan ibu selama masa melahirkan. Beberapa jenis anastesi mengurangi refleks bayi mencari payudara ibu dan menyusu pada ibunya, juga
meningkatnya temperatur tubuh bayi dan tangisan bayi.
Namun perlu dipahami bahwa jika bayi tidak dapat menyusu setelah ia lahir
bukan akhir dari segalanya. Segera minta bantuan dari ahli laktasi jika bayi sulit menyusui atau melakukan latch on. Sehingga problem tersebut dapat segera diatasi. Selanjutnya, semakin seringnya bayi disusui makin meningkatkan reseptor hormon prolaktin
Jika menyusui di jam-jam pertama kelahiran tidak dapat dilakukan, alternatif
terbaik berikutnya adalah memerah ASI atau pompa ASI selama 10-20 menit tiap 2 hingga 3 jam sekali, hingga bayi dapat menyusu. Tindakan tsb dapat membantu memaksimalkan reseptor prolaktin dan meminimalkan efek samping dari tertundanya proses menyusui oleh bayi. Jika ibu melahirkan di RS atau di klinik melahirkan, biasanya disediakan breastpump
elektrik dan ibu butuh bantuan menggunakannya. Perawat, konsultan laktasi ataupun bidan dapat membantu ibu dalam menggunakan alat tsb.
Suasana yang menyenangkan, tenang dan nyaman akan membantu saat-saat berduaan dan terciptanya bonding antara ibu dan bayi. Meskpun tidak mudah membuat suasana spt it di RS, namun adanya dukungan, support dan kenyamanan akan membantu ibu dalam proses makin lancarnya produksi ASI.

– Kehebatan Kolostrum

Tiap ibu perlu mengetahui dan menghargai betul betapa berharganya kolostrum.
Kolostrum, cairan bening kekuningan yang sering disebut “Pre-milk”, akan diproduksi di hari-hari pertama menyusui. Kolostrum, kemudian disusul dengan ASI “matang”, akan menjaga dan melindungi bayi seperti plasenta saat ia dalam kandungan ibu. Kolostrum relatif rendah lemak dan karbohidrat, tetapi kaya akan protein. Kandungan tsb sangat tepat sesuai
dengan kebutuhan bayi di hari-hari pertama. Kolostrum mudah dicerna dan mengandung sel-sel hidup yang memberikan proteksi terhadap berbagai bakteri, virus dan alergen.
Kolostrum ini akan melindungi bagian dalam usus bayi dan menjaganya dari absorpsi substansi-substansi yang dapat menyebabkan terjadinya alergi. Faktor imun seperti IgG dan IgA sangat banyak jumlahnya dalam kolostrum dibandingkan dengan ASI matang.
Kedua zat imun tsb akan menstimulasi dan meningkatkan sistem imun bayi. Dan penelitian menunjukkan bahwa manfaat tsb akan terus didapatkan bayi selama hidupnya. Lebih jauh lagi, kolstrum beraksi sebagai laxative (“obat pencuci perut”) yg efektif, mulai dari membuang meconium dari usus, hingga memecahkan bilirubin (substansi yg dapat membuat bayi menjadi kuning).
Dua minggu kemudian, kolostrum akan berubah komposisi menjadi ASI matang. Namun kondisi tsb tidak terjadi secara sekaligus. Kolostrum akan secara perlahan berubah menjadi ASI matang. Karena itu ASI yang dihasilkan di saat-saat tsb terlihat lebih kekuningan dibandingkan ASI yg dihasilkan kemudian.
Terkadang kita jumpai beberapa ibu yang belum dapat menghasilkan ASI di awal
setelah kelahiran bayinya. Ibu-ibu yang tidak melihat kolostrum saat menyusui bayinya akan merasa khawatir jika dirinya tidak dapat memproduksi ASI. Namun, kenyataan bahwa tidak terlihatnya ASI saat bayi menyusu, bukan berarti ASI (kolostrum) tidak keluar. Kolostrum yang dihasilkan ibu umumnya diproduksi dalam jumlah yang sangat kecil, yaitu sekitar 7.4 sendok teh (36.23 ml) per harinya. Atau sekitar 1.4 hingga 2.8 sendok teh (6.86-13.72 ml) sekali menyusu. Dan jumlah yang sangat sedikit tsb akan segera diminum dan ditelan oleh bayi . Kenyataan bahwa warna dari kolostrum yang bening kekuningan dan tampak spt air liur menyebabkan kolostrum sulit untuk diidentifikasi. Sehingga tak jarang ibu yang merasa ASInya belum keluar, padahal ASI (kolostrum) nya sudah keluar. Memerah ASI di awal-awal pasca melahirkan akan terasa sulit, karena payudara terasa bengkak. Disini ibu membutuhkan bantuan dari konsultan laktasi. Selanjutnya seiring dengan waktu dan makin seringnya ibu memerah ASI, maka ibu akan lebih terampil dalam memerah ASI.
Karena sedemikian berharganya kolostrum, maka pastikan ibu memberikannya ke bayi meskipun hanya dalam jumlah yg amat sangat sedikit. Kolostrum ini akan menjadi hadiah yang tak ternilai harganya utk anak. Karena manfaatnya yang demikian hebat, maka segala macam upaya dalam memberikan kolostrum akan menjadi hal yang patut diperjuangkan.

BAB III
PEMBAHASAN

ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny. “M” GIoooPooooUK 21 MGG
DI BPS Ny. Ana, Amd. Keb. Pakisaji, Malang

Tanggal : 2 Januari 2010
Jam: 17.00

I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama Istri : Ny. “M” Nama Suami : Tn. “A”
Umur : 22 tahun Umur : 27 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pakisaji, Malang Alamat : Pakisaji, Malang

2. Alasan Datang
Ibu mengatakan untuk memeriksakan kehamilannya.
3. Keluhan Utama
4. Ibu mengatakan merasakan mulal dan pusing
5. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit menular, seperti batuk lama(TBC), penyakit kuning. Dan tidak mempunyai penyakit menular seperti jantung, darah tinggi , kencing manis dan asma.
6. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular dan kronis.
7. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mederita penyakit menular, kronis dan keturunan kembar (gemeli)

8. Riwayat haid
Ibu mengatakan
– menarche : 12 tahun
– lama haid : 7 hari
– banyaknya : 3 kali/ hari ganti pembalut
– siklus :28 hari
– keluhan: rasa nyeri saat haid
– HPHT : 22 September 2009
9. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan baru pertama kali hamil
10. Riwayat kehamilan sekarang
– HPHT: 22 September 2009
– TP: 29 Juni 2010
– Kehamilan ke : Pertama (1)
– Imunisasi TT : 1 kali ke bidan
– Gerak janin : Ibu mengatakan mulai ada gerakan janinnya sejak usia kehamilan ± 4 bulan
– Penyuluhan yang pernah didapat : ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang gizi.
11. Pola kebiasaan sehari – hari
a. Pola nutrisi
– Sebelum hamil : makan 2x/ hari dengan nasi putih, lauk, sayur dan kadang buah porsi sedang. Minum 6 – 7 gelas/hari
– Selama hamil : makan 3x sehari dengan nasi putih, lauk, sayur, dan buah porsi banyak. Minum 9- 10 gelas/hari
b. Pola eliminasi
– Sebelum hamil : BAB :1x/hari, bau khas, konsistensilunak, warna kuning tidak ada keluhan.
BAK : 3 – 4/, warna kuning jernih, bau khas , tidak ada keluhan.
– Selama hamil : BAB : 1x/hari, warna kuning,bau khas, tidak ada keluhan
BAK : 6x/hari, warna kuning jernih, tidak ada keluhan
c. Pola aktivitas sehari – hari
– Sebelum hamil : mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri
– Selama hamil : mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang ringan – ringan seperti menyapu dan memasak.
d. Pola personal hygieni
– Sebelum hamil : mandi 2x/ hari, kramas3x/minggu, ganti baju 2x/hari
– Selama hamil : mandi 3x/hari, karmas 3x/minggu, ganti baju2x/hari
e. Pola istirahat
– Sebelum hamil : tidur malam 6 – 8 jam , siang 2 – 3 jam
– Selama hamil : tidur malam 6 – 8 jam , siang 1 – 2 jam
f. Pola hubungan seksual
– Sebelum hamil : 3x/minggu
– Selama hamil :2x/minggu
12. Data psikososial
Ibu mengatakan bahagia dengan kehamilan yang pertama dan ibu berharap kehamilannya ini baik – baik saja dan proses persalinan berjalan lancar dan ditolong oleh bidan. Hubungan dengan suami maupun keluaraga baik dan keluarga ikut mendukung untuk mengambil keputusan.
13. Data sosial budaya
Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan, ibu tidak merokok. Ibu mengatakan pada usia kehamilan 7 bulan diadakan selamatan.

B. Data Obyektif
1) Pemeriksaan fisik umum
– Keadaan umum
Kesadaran: composmentis
Postur tubuh: lordosis
Cara berjalan: tegak
Raut wajah: senang
TB : 153 cm
BB sebelum hamil : 48 kg
BB selamat hamil : 58 kg
Lila :27 cm
– Tanada – tanda vital
Tekanan darah: 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,2 ºC
Pernafasan: 16x/menit
2) Pemeriksaan fisik khusus (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
Kepala: kulit kepala bersih, tidak ada benjolan, rambut tidak rontok, rambut hitam.
Muka: tidak oedema, tidak pucat, tidak ada cloasma grafidarum
Mata: simetris, konjungtifa tidak anemis, sclera tida ikterus
Telinga : simetris, tidak ada kelainan
Hidung : simetris, tidak ada polip
Mulut: simetris, bibir limbab, tidak stomatis, tidak ada gigi palsu, lidah bersih
Leher : tidak ada pembengkaan kelenjar tiroid dan pembendungan vena jugularis
Ketiak: tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : simetris, tidak ada benjolan, colosrtum belum keluar, putting susu menonjol dan bersih
Perut : pembesaran sesuai kehamilan, tidak ada luka bekas oprasi, tampak linea nigra.
Genetalia : bersih, perineum utuh, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini
Anus: berlubang, tidak ada haemoroid
Ekstremitas : simetris, tidak oedema, jumlah jari tangan dan kaki lengkap, tidak ada gangguan aktvitas.
3) Pemeriksaan panggul
DS: 24 cm
DC: 28 cm
Boudelug : 19 cm
LP: 86 cm
4) Pemeriksaan dalam
Tidak dilakukan
5) Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

II. INTERPRESTASI DATA DASAR
a) Diagnosa : GioooPoooo, 21 minggu, baik normal
DS : ibu mengatakan hamil anak pertama
HPHT: 22 September 2009
TP: 29 Juni 2010
DO : T : 110/70
N : 80x/menit
S : 36,2 ºC
P : 16x/menit
BB sebelum hamil : 48 kg
BB selama hamil : 58 kg
Perut membesar sesuai usia kehamilan
L I : TFU 3 janin dibawah px (33 cm)
L II : bagian kanan ibu teraba bagian kecil janin dan bagian kiri perut teraba keras, lurus seperti papan ( punggung janin)
L III : bagian terendah uterus teraba bulat, keras, melenting (kepala janin0
L IV : kepala belum masuk PAP
b) Masalah
Tidak ada gangguan atau masalah
c) Kebutuhan
Konseling : – istirahat cukup
– tanda – tanda persalinan
– KB
– personal hygieni
– tablet Fe

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
– Potesial adanya rasa mual pada kehamilan
– Potensial adanya rasa pusing pada kehamilan
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN
– Konseling pasca kehamilan
– Konseling kebutuhan pada ibu hamil
– Konseling pasca tindakan
V. RENCANA / INTERVENSI
Diagnosa: NY. “M” GioooPoooo UK 21 mingg, normal
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan 15 menit ibu diharapkan mengerti tentang penjelasan petugas serta keadaan ibu dan bayinya sehat.
Kriteria hasil : Ibu dapat mengulang penjelasan yang diberikan petugas kesehatan, kehamilan ibu normal dan bayinya sehat.

Intervensi dan rasional
1. Lakukan pendekatan therapeutik pada ibu
Dengan pendekatan akan terjalin kerasama dan kepercayaan terhadap petugas kesehatan
2. Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini
a. Menjelaskan kondisi ibu
b. Jelaskan tentang kehamilan ibu saat ini
c. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan
3. Anjurkan ibu untuk istirahat
a. Beritahu ibu untuk istirahat cukup
b. Beritahu ibu untuk makan secara rutin

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 2 Januari 2010
Diagnosa : NY. “M” GioooPoooo UK 21 mingg, normal, ibu dan janin baik.
Implementasi
17.001. Melakukan pendekatan therapeutik dengan cara memperkenalkan diri denagn sopan dan ramah
17.05 2. Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini
17.10 3. Anjurkan ibu untuk istirahat

VII. EVALUASI
Tanggal : 2 Januari 2010
Diagnosa : NY. “M” GioooPoooo UK 21 mingg, normal, ibu dan janin baik.
S: Ibu mengatakan mengerti apa yang djelaskan oleh ibu
O: Ibu dapa mengulangi penjelasan yang diberikan petugas
A: GioooPoooo, kehamilan normal
P: Lanjutkan intervensi
– Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi
– Berikan konseling untuk pasca tindakan

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulai dari kontrasepsi sampai janin lahir, lama hamil normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari pertama haid terakhir (Sarwono, 2000).
Kehamilan adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba (Sarwono, 2008).

4.2 SARAN
1. Bagi tenaga kesehatan,
Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan harus lebih mengutamakan kondisi ibu hamil dengan memper luas cakupan pelayanan kesehatan dan pengadaan penyuluhan kesehatan, bidan bisa juga megadakan promosi-promosi yang sifatnya mendidik, memberi informasi tentang hal-hal yang perlu di perhatikan pada saat hamil dan bahaya-bahaya yang mungkin dihadapi ibu hamil selam trisemester I sampai trisemester III.

2. Bagi Ibu hamil,
Banyak kasusnya bahwa ibu hamil identik dengan bahaya kematian, bahkan tak sedikit lagi angka kematian ibu dan bayi, memng sebaiknya ibu- ibu hamil harus lebih dulu mempersiapkan kondisi fisik sebelum memutuskan untuk hamil, setelah itu ibu hamil harus menyiapkan mental dan selalau menjaga kesehatan, menggontrol setiap asupan energi menjaga pola makan dengan pert imbangan gizi-gizi yang harus diperlukan.

(sumber: https://makalahkedokteran.wordpress.com)
Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)