Pendidikan,
merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan
manusia dengan hewan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan
belajar mengajar merupakan hal yang paling pokok. Sehingga keberhasilan
pendidikan sangat tergantung kepada bagai mana proses belajar mengajar
berlangsung dengan baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Pemeran utamanya adalah guru dan anak didik (siswa) yang melakukan
interaksi atau hubungan timbal balik dalam situasi pendidikan, dengan
seluruh faktor penghemat dan pendukungnya sekaligus.
Pendidikan
Anak Usia Dini memegang peranan penting dalam meletakan dasar bagi
jenjang pendidikan selanjutnya. PAUD tidak dapat dipandang sebelah mata
karena usia tersebut merupakan “masa emas” saat perkembangan otak anak
sangat cepat. Sehingga harus ada upaya serius untuk memajukan PAUD.
Angka partisipasi PAUD di Indonesia masih rendah yakni dibawah 20.(1)
Usia
lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan
sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang akan
menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Masa
ini merupakan masa yang tepat untuk meletakan dasar-dasar pengembangan
fisik, bahasa, sosial emosional, konsep diri, seni, moral, dan
nilai-nilai agama. Sehingga upaya pengembangan seluruh potensi anak usia
dini harus dimulai agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai
secara optimal. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002(2) tentang
Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk
hidup, tumbuh, berkembang dan berpotensi secara wajar sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
Setiap
anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat
dan bakatnya. Layanan pendidikan bagi anak usia dini merupakan bagian
dari pencapaian tujuan pendidikan nasional.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan penelitian ini adalah: Adakah hubungannya pendidikan dengan perkembangan anak usia dini?
C. Tujuan Dan Kegunaan
- Tujuan penulisan penelitian
Penulisan
karya ilmiah ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan pendidikan bagi perkembangan anak usia dini.
- Manfaat (kegunaan) penelitian karya tulis ilmiah ini adalah:
a. untuk membantu perkembangan anak dalam proses pendidikan anak usia dini.
b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dalam mendidik anak usia dini.
PEMBAHASAN MASALAH
A. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan
yang dilaksanakan sejak dalam kandungan hingga akhir hayat lama
diyakini dan dibenarkan bukan saja oleh bangsa Indonesia tetapi juga
bangsa lain didunia.terutama Negara yang berasaskan keagaman. Karena
menjaga, membesarkan dan mendidik anak menjadi manusia terpilih
dihadapan-Nya adalah wajib bagi semua orang tua. Dalam agama juga
dijelaskan bahwa anak yang baik akan membahagiakan orang tua mereka
dunia dan akhirat.
Namun
ada pula yang berpendapat bahwa pedidikan dimulai sejak usia 3 tahun.
Disaat anak telah mengenal bahasa hingga anak mencapai dewasa + 20
tahun. Sesudah itu bukan lagi pendidikan tetapi pembentukan diri. Tokoh
aliran ini adalah LANGEVELD dari negeri Belanda(3).
Alasan beliau pendidikan dimulai setelah anak usia + 3 tahun. Karena
baru pada usia itu, anak bisa mengerti bahasa dan bisa diajak berbahasa.
Menurut langeveld pendidikan hanya bisa dilaksanakan lewat bahasa.
Pada akhirnya lahirlah istilah “early intervention” atau pengaruh dini, dengan alasan :
- Sifat lenturnya pusat sistem saraf pada bayi dan balita.
- Beberapa eksperimen menunjukan bahwa pengaruh di lancarkan ketika anak berusia 0-3 tahun. Akan membawa hasil yang berarti.(4) Alasan ini diajukan oleh Tjossem (1976). Selanjutnya Lipton (1976) menyimpulkan :
1. Bahwa pembawa dan lingkungan senantiasa berinteraksi karena lenturnya sistem saraf pusat
1.
Bahwa belajar bukan saja merupakan faktor-faktor, tetapi merupakan
keseluruhan yang berbeda dengan pola tingkah laku yang dimiliki
sebelumnnya.
2. Bahwa hasil belajar yang terdahulu akan merupakan pijakan yang kuat bagi belajar yang berikutnya, dan kemudian,
3. Bahwa kempuan belajar seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat dia mendapatkan kemampuan itu.
Pengaruh
dini ini memiliki kemampuan lebih tinggi menurut penelitian Steadman
(1977). Lokasi dan lingkungan tempat anak dibesarkan akan berdampak kuat
terhadap perkembangannya lebih lanjut. Hasil intervensi dini ini sama
sekali tidak ada hubungannya dengan perbedaan ras atau jenis kelamin.
Hubungan sosial yang dijalin dalam keluarga diantaranya bahasa yang
digunakan, keterlibatan orang tua yang diberikan kepada anak (utamanya
usia 0-5 tahun). Berpengaruh besar terhadap perkembangan kelanjutannya.
Keluarga
yang berantakan dan tidak mampu menciptakan suasana dan membantu
terlaksananya pendidikan yang baik. Hasil anak yang dicapai terutama
berkat bantuan dan peran masyarakat sekitar. Status sosial ekonomi dan
tingkat IQ anak tidak dapat dijadikan dasar untuk meramal hasil
kemampuan yang diraih dan diperoleh dengan program intervensi ini.
Ada
bukti yang nyata menunjukan bahwa dampak intervensi dini lebih kuat
jika dibanding dengan hasil pengaruh yang diberikan ketika anak sudah
besar. Perkembangan sosial dan intelektual anak usia 4-6 tahun besar
pula kaitannya dengan intervensi dini ini. Hasil program intervensi dini
akan berhasil sementara program masih berjalan. Namun hasil itu akan
terpatri kuat dan bertahan hingga program berikutnya diterapkan.
B. Perkembangan Anak
Pada
umumnya bayi dilahirkan dengan berat antara 3-5 kg. panjangnya antara
50-60 cm. Bayi perempuan cenderung lebih kecil dan lebih pendek.
Sesungguhnya
perkembangan manusia sejak dini hingga tua mengikuti pola dan prinsif
tertentu. Tahapan demi tahapan tumbuh kembang manusia (jasmani-rohani)
menunjukan kesanggupannya. Ini diwujudkan dalam bentuk kemampuan
menyelesaikan tugas tertentu. Sebagian besar menyebutkan tugas
perkembangan.
Tumbuh
kembang manusia ini dari masa kemasa merupakan stuktur, cara berfikir
dan tingkah laku, yang seluruhnya merupakan hasil pengaruh pertumbuhan
biologi dan lingkungan secara bersama-sama dan saling mengikat.
Perkembangan merupakan proses maju berkelanjutan dan teratur. Manusia
akan selalu berubah dari masa perkembangan satu ke masa perkembangan
yang lain. Dari usia satu ke usia berikutnya secara logis perkembangan
manusia dapat di ramal. Misalnya anak harus bisa berdiri tegak lebih
dahulu sebelum bisa berjalan. Perkembangan anak menunjukan suatu
keteraturan, dari yang amat sederhana kepada yang kompleks. Dari
bersikap sangat umum kepada yang bersifat sangat khusus. Dari yang mudah
kepada yang sukar.
Perkembangan
manusia bersifat rata dan menyeluruh dari kepala hingga keujung kaki.
Dari pertumbuhan seluruh anggota badannya hingga cara menggunakannya.
Pada usia 1-2 tahun kemampuan anak ditunjukan dengan mengucapkan kata
yang punya arti, mengucapkan kata yang disukai untuk meminta sesuatu,
mengucap kata tunggal secara berurutan untuk menceritakan satu kejadian,
menyebut nama diri. Dapat mengatakan hak milik, menambah perbendaharaan
kata dengan + 50 kata.
Pada
usia 2-3 tahun anak telah mampu menyusun kalimat sederhana. Walaupun
perkembangan anak tiba pada masa pubertas pertama yang disertai dengan
emosi yang meledak-ledak, hingga sering marah tanpa alasan yang jelas.
Usia 3-4 tahun, ingatan dan fantasi anak berkembang pesat. Agar tidak
takut dan tetap mencintai lingkungannya anak dikenalkan dan disentuhkan
pada binatang yang ada dirumah sendiri atau dirumah tetangga dekatnya .
anak harus tau bahwa tidak perlu takut atau bahkan merasa tidak aman
bila berdekatan dengan jenis binatang tertentu. Pada saat belajar
menyangi semua makhluk Tuhan.
Balita
umur 4-5 tahun sudah mampu bermain kelompok. Hampir seluruh kegiatan
anak sebenarnya merupakn kegiatan bermain. Lewat bermain ia akan banyak
mencoba (trial and error)(5)
dan dengan demikian anak-anak tersebut akhirnya akan menemukan
pengalaman berharga. Anak juga dapat bercerita tentang dirinya dan
melapor kejadian di sekitarnya.
Karena
perkembangan kognitif anak sudah mulai terbaca maka orang tua harus
berbenah diri agar lebih menggigit dalam memberi rangsangan dan dorongan
pada anak.
B. Hubungan Pendidikan Dengan Perkembangan Anak
Hubungan
Pendidikan dengan perkembangan anak usia dini sangat berpengaruh. Ada
beberapa prinsi pendidikan yang berhubungan dengan perkembangan anak
usia dini.(6)
Berorientasi pada kebutuhan anak, kegiatan belajar harus selalu
ditujukan pada pemenuhan kebutuhan perkembangannya anak secara individu,
karena merupakan individu yang unik, maka masing-masing anak memiliki
kebutuhan rangsangan yang berbeda. Kegiatan belajar dilakukan melalui
bermain, bermain merupakan pendekatan dalam mengelola kegiatan belajar
anak, dengan menerapkan metode, strategi sarana, dan media belajar yang
merangsang anak untuk melakukan eksplorasi, menemukan dan menggunakan
benda-benda yang ada disekitarnya. Merangsang munculnya kreativitas dan
inovatif melalui kegiatan yang membuat anak tertarik, fokus, serius dan
konsentrasi. Lingkungan yang mendukung, lingkungan harus diciptakan
menjadi lingkungan yang menarik dan menyenangkan bagi anak selama mereka
bermain. Mengambangkan kecakapan hidup anak, kecakapan hidup diarahkan
untuk membantu anak menjadi mandiri, disiplin, mampu bersosialisasi, dan
memiliki ketrampilan dasar yang berguna bagi kehidupannya kelak.
Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada dilingkungan
sekitar. Dilaksanakan secara bertahap dengan mengacu tahapan
perkembangan anak. Stimulasi pendidikan berfungsi menyeluruh yang
menyangkut semua aspek perkembangan.
Saat
anak melakukan sesuatu sesungguhnya ia sedang mengembangkan berbagai
aspek perkembangan atau kecerdasannya. Anak akan belajar dengan baik
apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi dan merasakan aman serta nyaman
dalam lingkungannya. Anak belajar terus menerus, dimulai dari membangun
pemahaman tentang sesuatu, mengeksplorasi lingkungan, menemukan kembali
sesuatu konsep, hingga mampu membuat sesuatu yang berharga. Anak belajar
melalui interaksi sosial baik dengan orang dewasa maupun dengan teman
sebaya yang ada dilingkungannya. Minat dan ketekunan anak memotifasi
belajar anak. Perkembangan dan gaya belajar anak seharusnya
dipertimbangkan sebagai perbedaan individu. Anak belajar dari yang
sederhana ke kompleks, dari yang konkrit ke abstrak, dari gerakan ke
verbal, dan dari diri sendiri ke sosial.
Kesimpulan Dan Saran
A. kesimpulan
Dari
uraian pembahasan karya penelitian yang telah di uraikan maka dapat
disimpulkan yaitu : Hubungan pendidikan dengan perkembangan anak usia
dini sangat berkaitan. Kerena perkembangan otaknya sangat peka terhadap
rangsangan pendidikan formal maupun nonformal. Usia tersebut merupakan
masa emas. Pendidikan sangat berhubungan dengan perkembangan anak usia
dini. Jadi hubungan tersebut sangatlah erat kaitannya. Tanpa ada
pendidikan sejak dini anak akan lambat dalam bemikir dan dalam segala
hal.
B. Saran
Dengan telah selesainya penelitian dan karya tulis ilmiah ini, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut :
Agar
pemerintah dapat memperluas lembaga pendidikan anak usia dini. Karena
sangat minimnya lembaga pendidikan anak usia dini di Negara kita,
sehingga kita sangat tertinggal dari negar-negara lain.
Sebagai seorang pendidik harus berpartisipasi / ikut terlibat langsung dalam kegiatanpendidikan anak.
Foote note:
1. Umi Laila. Mei 2007. Opini Radar Lampung
2. UU no 23 tahun 2002. Pembelajaran Anak Usia dini hal 1
3. A Tur, kn w yourchild, Moscow, peace publisher, 1969 (P. 100-118)
4. Dra.Nur’aeni, M.A. Intervensi DiniBagi Anak Bermasalah. Yogyakarta. Rineka Cipta, 1997, Hal: 6
5. Teori brunner (1972) intervensi Dini Bagi Anak Bermasalah Yogyakarta 1997. hal: 78
6. Drs. Slamet Suyanto, M. Ed. Preisip Pendidikan Anak Usia Dini. Hal: 1
DAFTAR PUSTAKA
Umi Laila, S.Pd. Kordinasi Serikat Perempuan Indonesia, Memajukan PAUD. Opini Radar Lampung. Mei 2007
Final Senayan (Edit) Tgl 18/04/2004 Kurikulum Kelompok Bermain. Ttp
Nur’aeni, (Dra, M.A). Intervensi Dini Bagi Anak Bermasalah. Yogyakarta. Rineka Cipta PT. Asdi Mahasatya. 1997
Slamet Suyanto, (Drs, M. Ed). Pembelajaran Anak Usia Dini (foto coppy) Bapak Supriyanto. 2007
Suryabrata Sumadi, (Ba, Drs, MA, EDS, PhD), Psikologi Pendidikan, Jakarta, Rajawali Pers, 1984
Umi Laila, (S.Pd) Kordinasi Serikat Perempuan Indonesia, Memajukan PAUD Opini Radar Lampung. Mei 2007